Rintik sendu mengiringi langkahku menuju senja, senja yang tak pernah bisa aku temui, ia mengajar kan ku tentang keramaian yang tiada henti namun juga menjatuhkan ku dalam sepi. Ku ingin hangat pelukmu, ku ingin teduh senyummu,. Pilu jika kita menjadi satu, kau menginginkan malam bukan aku.
Dalam khayal ku ingin selalu berada d dekatmu, Merayu ayun kedalam lembayann lembut mu.
Inginku tanya mengapa kau sedekat nafas denganku, tak kah kau merasa resah saat bersamaku ?
Jika tidak, aku sangat senang. Amat sekali senang, karna apa yang ku lakukan terbalaskan oleh sikap elokmu . Kepingan demi kepingan kita rajut bersama, demi rasa yang kita punya. Untuk tidak saling meninggalkan dan harus selalu memperbaiki diri masing-masing.
Ke angkuhan kadang kala membuat diri ini terasa sesak, tapsiran kata tak mampu mengendalikan apa yang terpikir, bagaimana dengan raga yang haus akan kasih sayang. Masihkan pantas untukku mendapatkan nya?
Detik selalu berubah menjadi menit, terulang waktu tidak akan pernah bisa mengulang. Kala rindu menyebut nama , namun hanya mampu sebatas lintas bayangan semata.
Rasa kasih terurai karsa dengan penuh asa yang bergejolak dalam belanga raut pilu kehidupan. Akupun sadar akan hal yang menyayat hati namun tak sampai hati untukku melepaskanmu.
Maafkan aku kala rautmu memerah aku tak pernah bisa membuatnya kembali seperti semula, aku yang acuhkan mu ketika ku terlelap atau sikap kekanak-kanakan dalam diriku yang menonjol. Nyatanya, hatiku tak cukup menjadi rumah bagi jiwa petualangan mu.
Rindu yang ku ucap selalu kau anggap tabu, apa yang menggelitik hatimu untuk berkata itu padaku? Harus bagaimana aku meyakinkan mu bahwa ini adalah sungguhan.
#cika.permana17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar