Jumat, 29 Januari 2016

       teruntuk hati yang menanti ....
Masihkah dunia sama seperti saat ratanya tanah tanpa tanaman ?
Tak seperti dahulu,,, manakala ada penyesuaian, berganti musim menajdi berganti abad. Aku berjalan tanpa berbopong, kaki menyusuri jalanan setapak remang-remang. satu kata meresahkan dada,
merebahkan kuasa pada sendunya hati.
Mengikuti setiap liku hitam putihnya kehidupan. Terpampang jelas suatu partikel-partikel bersenandung dalam syair yang maha gemulai.
Terhanyut dalam pikiran penuh membuayar.
Titik airmata senada dengan rintikan keringat...., Ketika seruan nada itu menyentuh benar kalbuku. Tak kuasa system otak ini terus bekerja. Dengan sayap yang rapuh,ku ingin terbang menemui dan mencari. Tak khayal, aku tetap berharap meski kadang kewarasanku hilang tanpa jejak.
Ritme jantungku seperti sebuah melodi musical. Melantukan lembut seirama melemahkan indra penghidupanku . Pikiranku  mengapung, merenung. Jiwaku mengaung, meraung, Bingung?
 Ada salah apakah darah ini menggebu mengalir ke ubun-ubun.
Melesat sebuah senyum merekah dalam penglihatan ingatanku. Seakan-akan dan seolah-olah menjadi Candu -_-




                              SAAT KEBERSAMAAN MENJADI SEBUAH PROSES KEHIDUPANC DALAM KESEHARIAN 
KEPUASAN MENJADI TUJUAN YANG MENYADARKAN KEADAAN.
BERJALAN PERLAHAN MENUJU KEADAAN MENYENANGKAN.
NAMUN SEMUA HARUS DITAHAN UNTUK SEBUAH MASA DEPAN.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tanpa arahku kau menjelma Menuntunku lagi Kau tau bahkan pernah Entah kenapa kita terlau kaku untuk memulai Saat semuanya telah berlalu....